Dian Amalia Ariani

Setara. Berdaya. Inklusif.

Dijanjikan, Ditunda, Diabaikan: Mengulang RUU PPRT dari Nol Setelah 20 Tahun Berjuang

Wina bangun pukul 04.30 pagi. Dapur masih gelap, hawa dingin merayap masuk dari celah jendela. Tangannya sigap meraih panci, menanak nasi, memanaskan air, dan menyiapkan sarapan sebelum majikannya terjaga. Setiap langkahnya diatur oleh jadwal yang tak tertulis, kewajiban yang tak pernah habis. Waktu makannya hanya 30 menit, itupun disertai tatapan penuh pengawasan. Jangan sampai terlihat bersantai, jangan sampai kelihatan lelah.